Kupangonline.com-Ende, NTT – Meski spanduk promosi Festival Ine Maria Guadalupe telah diturunkan, polemik terkait keterlibatan festival tersebut dalam rangkaian Hari Lahir Pancasila (Harla Pancasila) terus bergulir. Ketua DPP Ikatan Pemuda Muslim Indonesia Timur (IPMIT), Siti Saudah H. Mustafa, kembali menyuarakan keberatan atas masuknya kegiatan bernuansa keagamaan tersebut dalam Surat Keputusan (SK) resmi panitia Harla Pancasila yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Ende.
> “Kalau kita lihat dari rundown acara, Festival Ine Maria masih menjadi bagian dari rangkaian Harla. Panitia pelaksananya juga melibatkan OPD, jadi jelas ini bukan kegiatan terpisah. Kami minta dengan tegas agar Festival Ine Maria dikeluarkan dari SK Harla,” ujarnya, Selasa (26/5).
Menurutnya, Hari Lahir Pancasila adalah momentum nasional yang bersifat kebangsaan dan tidak boleh dicampuradukkan dengan kegiatan ritual keagamaan tertentu.
> “Kalau mereka mau jalankan ritual Ine Maria, silakan saja, kami tidak keberatan. Mau keliling Kota Ende pun tidak masalah. Tapi perjuangan kami adalah agar ritual ini tidak dimasukkan dalam SK acara Harla Pancasila. Karena Harla ini bukan acara keagamaan, tapi milik semua golongan bangsa,” tegasnya.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Pemda Ende terkait permintaan IPMIT tersebut. Sementara itu, sejumlah tokoh masyarakat mulai menyerukan perlunya klarifikasi dan penyelarasan kegiatan agar semangat Pancasila sebagai dasar negara tidak tereduksi oleh unsur sektarian.***
