Kupangonline.com-Rote Ndao- “Pemberdayaan Masyarakat Petani Rumput Laut di Desa Tesabela, Kabupaten Rote Ndao Melalui Edukasi Tentang Bahaya Sampah Laut serta Dampaknya Terhadap Perairan dan Kehidupan Rumput Laut”
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh Tim Dosen dari Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan (FPKP), Universitas Nusa Cendana dengan mitra dari kelompok pembudidaya rumput laut di Desa Tesabela, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao yang diketuai oleh Dr. Ir. Yahyah, M.Si dan beranggotakan Aludin Al Ayubi, S.Pi.,M.Si dan Lebrina I. Boikh, S.Pi.,M.Si, serta melibatkan beberapa mahasiswa dari Prodi MSP FPKP UNDANA. Kegiatan ini bertemakan : Pemberdayaan Masyarakat Petani Rumput Laut di Desa Tesabela, Kabupaten Rote Ndao Melalui Edukasi Tentang Bahaya Sampah Laut serta Dampaknya Terhadap Perairan dan Kehidupan Rumput Laut.
Kegiatan pengabdian ini dibuka langsung oleh Kepala Desa Tesabela pada Rabu 08 Mei 2025. Kepala Desa, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada UNDANA khususnya Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan karena telah memilih Desa Tesabela sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pengabdian dan berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut. Selain itu, ketua Tim pelaksana Dr. Ir. Yahyah, M.Si juga dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di setiap tahun, sebab merupakan salah satu bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi dan beliau juga berharap agar kegiatan ini dapat bermanfaat bagi mitra dari kelompok pembudidaya rumput laut di Desa Desa Tesabela, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penyajian materi edukasi bagi mitra oleh dua orang narasumber yang merupakan dosen dari prodi MSP FPKP UNDANA. Untuk materi pertama disampaikan langsung oleh Aludin Al Ayubi, S.Pi.,M.Si terkait “Sampah laut dan dampaknya terhadap kualitas lingkungan perairan dan pertumbuhan rumput, serta upaya untuk mengatasi sampah laut”. Sedangkan materi edukasi kedua disampaikan oleh Yudishinta Missa, S.KM.,M.Si terkait dampak negatif mengkonsumsi rumput laut yang terkontaminasi oleh mikroplastik.
Narasumber pertama Aludin Al Ayubi, S.Pi.,M.Si, dalam pemaparan materinya menyampaikan bahwa sampah laut merupakan bahan padat yang diproduksi atau diproses secara langsung atau tidak langsung dan sengaja atau tidak sengaja, dibuang atau ditinggalkan di dalam lingkungan laut. Sampah laut pada umumnya dihasilkan dari kegiatan antropogenik, hal ini merupakan ancaman langsung terhadap lingkungan laut, habitat laut, tumbuhan laut seperti rumput laut yang dibudidayakan serta kesehatan bagi manusia dan keselamatan navigasi, sehingga mengakibatkan kerugian aspek ekologi, sosial dan ekonomi yang serius. Sampah laut yang sulit diuraikan secara otomatis akan mencemari lautan dan wilayah sekitar pantai serta memberi dampak pada terjadinya degradasi lingkungan periaran sebagai habitat biota dan juga tumbuhan laut termasuk rumput laut yang dibudidaya, karena kondisi perairan menjadi kotor sebagai akibat dari kontaminasi sampah ini. Selain itu dampak sampah laut juga dapat membunuh spesies vertebrata dan invertebrata yang ada di laut akibat terkena lilitan, termakan, tersangkut, atau terikat. Hal lain juga disampaikan bahwa jika sampah laut yang tidak terurai seperti plastik pada saat tertentu akan mengalami gerusan menjadi mikroplastik dan juga akan terkumulasi ke dalam air dan substrat atau sedimen, sehingga akan memberi pengaruh pada semakin rendahnya tingkat kesuburan perairan. Semakin rendahnya tingkat kesuburan perairan inilah yang kemudian akan memberi dampak negatif pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup rumput laut yang dibudidaya. Dampak lain juga yang perlu diketahu adalah rumput laut dapat menyerap mikroplastik dan dapat mentransfer mikroplastik ke organisme tingkat trofik yang lebih tinggi termasuk manusia yang kemudian dapat memberi akibat negatif bagi kesehatan. Beliau juga menambahkan bahwa upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi sampah laut ini adalah tentu berawal dari kesadaran diri sendiri untuk tidak membuang sampah secara sembarangan, sebab sampah-sampah tersebut jika tidak ditangani maka tentu semuanya akan menjurus ke wilayah pesisir dan laut. Selain itu, kita sebagai masyarakat yang memanfaatkan jasa lingkungan tentu harus mengikuti program yang dacanangkan pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah laut dengan prinsip 3R yaitu Reuse (memanfaatkan kembali sampah seperti botol minuman), Reduce (mengurangi plastic sekali pakai dan menggunakan produk ramah lingkungan) dan Recycle (mengolah atau mendaur ulang sampah menjadi produk baru seperti kerajinan tas dari sampah plastik ataupun produk lainnya). Upaya lainnya juga disampaikan bahwa saat ini telah dicanangkan salah satu inovasi berupa bank sampah serta ada juga inovasi lain yang sudah mulai diujicoba oleh salah satu staf Dosen dari Prodi MSP yang merupakan anggota tim dari kegiatan ini yaitu Lebrina Ivantri Boikh, S.Pi.,M.Si, berupa inovasi pemanfaatan sampah laut untuk menghasilkan briket guna mengurangi sampah laut. Upaya-upaya ini tentu menjadi perhatian penting bagi kita bersama untuk diterapkan demi menjaga kebersihan lingkungan laut yang menyediakan beragam sumberdaya sebagai penopang kehidupan kita saat ini dan juga anak cucu di masa yang akan datang.

Selanjutnya narasumber kedua, Yudishinta Misa, S.KM.,M.Si dalam paparan materinya menguraikan bahwa dampak negatif yang ditimbulkan oleh produk yang terkontaminasi bahan pencemar seperti mikroplastik tentu sangat beragam. Beliau mencontohkan misalnya rumput laut yang memiliki kemampuan menyerap mikroplastik. Kita sebagai masyarakat awam terkhusus di NTT tentu mempunyai kebiasan mengkonsumsi rumput laut ini dengan cara khas kita yaitu produk mentah berupa lawar rumput laut yang pada dasarnya jika rumput laut tersebut sudah terkontminasi oleh mikroplastik maka dampak negatif yang ditimbulkan adalah akan mengganggu Kesehatan kita seperti terjadinya maslah pencernaan yang berakibat pada sakit perut dan juga bahkan memberi akibat fatal bagi munculnya penyakit-penyakit lainnya bagi tubuh kita. Dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan ini maka beliau juga menghimbau agar mari sama-sama kita sadar untuk menjaga kebersihan laut kita dari kontaminasi sampah dengan cara tidak boleh lagi membuang sampah secara sembarangan.
Setelah sesi pemaparan materi oleh para narasumber kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan juga tanya jawab antara para peserta kegiatan dengan narasumber. Dalam sesi ini para peserta menyampaikan rasa antusias dan berterima kasih kepada tim yang telah memberi edukasi terhadap permasalahan sampah laut dan dampaknya terhadap lingkungan laut serta rumput laut yang dibudidayakan. Menurut mereka kegiatan ini sangat bermanfaat dan memberi kesan positif karena dapat menambah pemahaman dan pengetahuan mereka. Selain itu, Para peserta dalam hal ini kelompok pembudidaya juga mengakui bahwa selama ini dalam proses budidaya salah satu faktor yang memberi pengaruh negatif terhadap kualitas lingkungan periaran dan juga usaha budidaya rumput laut di wilayah setempat adalah salah satunya berupa sampah laut yang membuat perairan menjadi kotor yang kemungkinan besar akan memberi pengaruh pada pertumbuhan rumput laut yang dibudidayakan.
Akhir dari kegiatan ini para tim dan peserta kegiatan bersama – sama diarahkan untuk menuju ke areal sekitar lokasi budidaya rumput laut guna melakukan pembersihan pantai dari kontaminasi sampah-sampah laut yang berserakan dan juga melakukan pengukuran beberapa parameter kualitas air yang menjadi faktor pendukung dalam pertumbuhan rumput laut seperti suhu air, pH air dan juga salinitas perairan.
Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini dumulai dari Pukul 09.00 Wita dan Selesai pada Pukul 13.00 Wita***
Salam Editor : Aludin Al Ayubi, S.Pi.,M.Si