Kupangonline.com-Kupang , NTT —LKC (Layanan Kesehatan Cuma-cuma) Dompet Dhuafa NTT adakan pelatihan tanggap krisis Kesehatan. Kegiatan berlangsung selasa (22 Oktober 2024) dan Rabu (23 Oktober 2024) bertempat di Sekolah tinggi agama islam (STAI) dan MAN Model kupang. Pelatihan ini digelar dalam rangka memperingati bulan pengurangan resiko bencana.
Pelatihan dihadiri oleh Koordinator LKC NTT, Ketua pelaksana BPBD propinsi NTT dan tim, Relawan dokter, mahasiswa/I semester 1-5, perwakilan dosen, guru pendamping dan siswa/I kelas 10-12. Sebanyak 187 peserta mengikuti kegiatan Pelatihan.
Pelatihan Tanggap Krisis Kesehatan sebagai bentuk upaya dalam peningkatan kesadaran masyarakat khususnya pelajar mengenai pentingnya upaya mitigasi dalam menghadapi bencana. “Karena kita ketahui setiap korban bencana memiliki resiko yang luar biasa, dapat berupa kematian, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, dan gangguan kegiatan masyarakat. Dampak ini bisa dikurangi jika pelajar memahami penangan yang tepat setidaknya untuk menolong diri sendiri, dan dapat membantu keluarga atau tetangga. Ujar ummi Kalsum Koordinator LKC NTT dalam sambutannya.
Cornelis Wadu, Kepala Pelaksana BPBD Propinsi NTT dalam sambutannya mengatakan Kewaspadaan dan kesiapsiagaan adalah hal yang perlu dilakukan. Kita harus memahami bahwa bencana bisa terjadi kapan saja, dan persiapan kita hari ini bisa menyelamatkan banyak nyawa. Hari ini kami senang dilibatkan LKC Dompet Dhuafa untuk mengisi pelatihan hari ini.
Sementara itu perwakilan STAI, Amirudin berharap Kerjasama antara LKC Dompet Dhuafa dan kampus tidak hanya di pelatihan ini saja namun bisa berlanjut kedepannya.
Pelatihan dimulai pukul pukul 09.30- 14.00 Wita. Dua materi yang disampaikan yakni mitigasi bencana dan bantuan hidup dasar (BHD). Materi Mitigasi bencana disampaikan oleh kepala pelaksana BPBD Propinsi NTT dan tim terkait bencana di NTT, ancaman bencana di NTT, masyarakat tangguh bencana, upaya menghadapi gempa bumi , dan simulasi menghadapi gempa bumi.
Sementara materi BHD disampaikan oleh dokter terkait kondisi darurat yang membutuhkan pertolongan segera, cara melakukan RJP (resusitasi jantung paru), dan pertolongan saat tersedak. Selain materi peserta juga melakukan simulasi terjadinya gempa, melakukan evakuasi pasien, praktek resusitasi jantung paru dan pertolongan saat tersedak.
Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan, Julkifli (24) mahasiswa, prodi ekonomi syariah STAI, sangat senang karena mendapat ilmu baru terkait resiko bencana, cara pertolongan diri saat terjadi gempa, dan cara melakukan RJP.
Selain itu Putri (15) pelajar kelas X, mengatakan kegiatan hari ini sangat bermanfaat karena saya mendapat ilmu dan juga langung praktek terkait cara memberikan pertolongan RJP, melakukan pertolongan saat ada yg tersedak dan ini sangat bermanfaat untuk lingkungan sekitar saya.