Kupangonline.com kupang-Salam sejahtera bagi seluruh jajaran Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Manggarai.
Saya, sebagai warga negara yang prihatin akan tatanan demokrasi kita, merasa perlu menyampaikan beberapa catatan yang mungkin tidak terdengar seperti melodi indah, namun semoga bisa menjadi sentilan ringan yang membawa kesadaran.
Sebagai pribadi yang memandang BPN sebagai lembaga yang netral dan bertanggung jawab atas urusan tanah, saya merasa agak tercengang dan di saat yang sama terhibur ketika mendengar kabar bahwa beberapa oknum dari lembaga yang mulia ini ternyata memiliki bakat seni yang luar biasa dalam pertunjukan politik praktis.
Siapa sangka, saudara-saudara dari BPN juga bisa menjadi bintang dalam panggung politik lokal!
Namun, sedikit menggelayuti hati saya, ketika mendengar bahwa,Di duga saudara J, caleg dari PSI DAPIL 4 Propinsi NTT, menjadi bintang tamu dalam pertunjukan ini, yang katanya diselenggarakan dalam rangka “pembagian sertifikat tanah.” Sungguh, saya terharu melihat bagaimana semangat untuk memperjuangkan kursi parlemen ternyata mampu membuka pintu-pintu yang terkadang terlihat tersegel rapat.
Meskipun demikian, saya tidak bisa menahan diri untuk tidak merenungkan dampak dari pertunjukan ini terhadap demokrasi yang kita junjung tinggi.
Demokrasi, sebuah panggung yang seharusnya diisi dengan wajah-wajah yang bermartabat dan program-program yang bermakna, kini terlihat seperti menjadi panggung sandiwara di mana siapa pun bisa menjadi aktor utamanya. Ini seperti melihat pertunjukan ludruk di tengah-tengah hiruk-pikuk kampanye.
Sebagai pribadi yang cinta akan negri ini, saya merasa prihatin melihat citra ASN, termasuk BPN, turut tercoreng oleh caci maki politik praktis yang semakin menjamur.
Kita tentu tidak ingin melihat lembaga yang seharusnya menjadi penjaga keadilan tanah ini terjerumus dalam pusaran politik yang tidak seharusnya menjadi panggung bagi mereka.
Kesimpulannya, saya hanya ingin mengajak kita semua untuk merenung.Dan Merenung tentang apa arti sebenarnya dari keadilan, integritas, dan tanggung jawab.
Merenung tentang bagaimana kita bisa menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Dan terutama, merenung tentang bagaimana kita bisa kembali memperbaiki panggung demokrasi yang mulai retak ini.
Akhir kata saya hanya ingin mengajak badan Pertanahan Nasional Kabupaten manggarai untuk melakukan introspeksi mendalam dan mengambil langkah langkah yang tegas untuk memastikan netralitas, integritas dan profesionalisme lembaga ini agar tetap terjaga. Hal ini demi menjaga kepercayaan masyarakat dan memperbaiki citra ASN dimata publik.
Demikianlah Surat Cinta yang dapat saya sampaikan. Saya berharap agar surat tanda cinta ini dapat diterima dengan baik dan menjadi bahan refleksi bagi semua Pihak terkait.(*)