Politik

Pakar sebut debat cawapres lebih cerdas dan kontekstual

2
×

Pakar sebut debat cawapres lebih cerdas dan kontekstual

Sebarkan artikel ini

[ad_1]


Debat kali ini ini semakin jelas dibandingkan debat pertama. Lebih soft (lembut), lebih cerdas, tidak menembak. Kalau menyindir, menyindir secara intelektual,Jakarta (BERITA CALEG) – Pakar tata ruang Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai debat kedua antara para calon wakil presiden (cawapres) pada Jumat (23/12) malam lebih cerdas dan kontekstual sehingga dapat memberikan pertimbangan bagi para pemilih.

“Iya, debat kali ini ini semakin jelas dibandingkan debat pertama. Lebih soft (lembut), lebih cerdas, tidak menembak. Kalau menyindir, menyindir secara intelektual, bukan memojokkan dengan sarkasme yang tujuannya memang menguji kapasitas cawapres,” kata Yayat kepada BERITA CALEG di Jakarta, Sabtu.

Yayat menilai debat pertama antara para calon presiden (capres) pada 12 Desember 2023 lalu penuh emosi. Sedangkan untuk debat cawapres, Jumat (22/12) malam, para kontestan menyampaikan gagasan secara lebih kontekstual dan intelek. 

Debat kedua untuk cawapres Pemilu 2024, Jumat (22/12) malam, mengangkat tema meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Khusus untuk masalah perkotaan, Yayat menilai ketiga kontestan perlu untuk mengelaborasi lebih jauh mengenai gagasan-gagasannya.

“(Untuk masalah perkotaan) jadi masih bersifat normatif, tidak dijelaskan apa yang dihadapi oleh tiap kota saat ini, kebutuhan paling mendesak itu apa. Masih generik, tapi memang sesinya terbatas sehingga eksplorasinya tidak bisa maksimal dalam waktu terbatas,” katanya.

Beberapa isu utama yang dihadapi perkotaan saat ini adalah urbanisasi dan masalah transportasi. Namun, Yayat mengapresiasi calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang sempat menyinggung isu transportasi, yakni bertekad untuk menciptakan transportasi umum yang aman dan nyaman, termasuk bagi kelompok masyarakat penyandang disabilitas, lansia, dan anak-anak.

Baca juga: Gibran sebut pembangunan transportasi umum atasi masalah perkotaan

Baca juga: Muhaimin: AMIN akan bangun 40 kota seperti Jakarta demi pemerataan

Gibran juga mengungkapkan akan mendorong digitalisasi di sektor transportasi umum, salah satunya lewat Teman Bus. Di sisi lain, skema Buy The Service (BTS) juga akan diterapkan di kota-kota kecil untuk mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum.

Teman Bus merupakan program Buy The Service (BTS) di mana pemerintah mensubsidi 100 persen biaya operasional kendaraan agar layanan angkutan dapat melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Layanan Teman Bus memiliki standar kualitas dan pelayanan yang prima, antara lain standar keamanan yang tinggi, termasuk penggunaan teknologi Internet of Things (IoT).

Selain itu, pasangan calon presiden Prabowo Subianto itu juga sempat menyinggung pentingnya interkoneksi akses logistik untuk mendukung investasi.

“Tapi tetap harus dijelaskan kepada publik kota kita itu sedang menghadapi apa, tekanan urbanisasi penduduk yang demikian pesat. Juga pada konteks pembangunan utilitas dasar yang mencukupi, itu juga belum terjawab,” imbuhnya.

Debat kedua untuk cawapres Pemilu 2024, Jumat (22/12) malam, mengangkat tema meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Rangkaian debat Pilpres 2024 dijadwalkan masih berlangsung tiga kali lagi, yakni pada 7 Januari 2024, 21 Januari 2024, serta 4 Februari 2024.

Baca juga: Mahfud Md ragukan wacana pembangunan 40 kota selevel Jakarta

Baca juga: Pakar sebut gagasan bangun 40 kota selevel Jakarta berat diwujudkan

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © BERITA CALEG 2023

[ad_2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *