Ket. Foto: Nampak pintu masuk ruang kelas SMP Satap Oelali disegel menggunakan kayu.
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, Dion Kota.
SUARA TTS. COM | SOE – SMP Satap Oelali, Desa Manufui, Kecamatan Santian disegel keluarga Yesaya Ato sebagai buntut dari pencopotan Yeyasa dari posisi kepala sekolah. Pihak keluarga diduga kesal karena posisi Yesaya digantikan Hesron Dias padahal masa jabatan Yesaya masih tersisa 1 tahun lebih.
Aksi penyegelan tersebut terjadi pada Jumat 9 September 2022 sore. Menggunakan balok kayu, pihak keluarga Yesaya menyegel pintu masuk ruang kelas. Hingga saat ini, tiga ruang kelas sekolah tersebut masih tertutup balok kayu sehingga aktivitas KBM tidak bisa berjalan.
Meri, salah satu guru di sekolah tersebut menceritakan, Jumat sore dua saudari perempuan Yesaya Ato, Antoneta Ato dan Ana Ato menyegel pintu masuk ke ruang kelas. Akibatnya, baik para murid dan guru tidak bisa masuk ke ruang kelas. Sejak Sabtu 10 September hingga Senin 12 September, aktivitas KBM di sekolah tersebut tidak bisa berjalan.
“ Sudah dua hari KBM tidak jalan kakak. Anak-anak semua tidak bisa masuk ke ruang kelas karena pintu masuk masih disegel,” ungkap Meri.
Dirinya menduga, aksi menyegelan tersebut tak lepas dari pergantian kepala sekolah yang dilakukan belum lama ini.
Menurut pihak keluarga, tiga bangunan sekolah tersebut dibangun sebagian menggunakan uang pribadi Yesaya Ato.
“ katanya keluarga tidak terima dengan pergantian pak Yes makanya mereka segel. Pihak keluarga mengklaim, seng atap sekolah tersebut dibeli menggunakan uang pribadi pak Yes,” ujarnya.
Tomi Tenis, ketua komite membenarkan aksi penyegelan ruang kelas yang dilakukan oleh keluarga mantan kepala sekolah tersebut. Dirinya mengaku, saat ini masih berusaha membangun komunikasi sehingga ruang kelas tersebut bisa kembali dibuka.
“ ini sudah dua hari anak-anak libur karena ruang kelas masih disegel. Saya masih coba komunikasi dengan orang tua dan keluarga pak Yesaya agar segel bisa dibuka,” sebutnya.
Terpisah, Yesaya Ato, mantan kepala sekolah SMP Satap Oelali membenarkan aksi penyegelan ruang kelas yang dilakukan oleh keluarganya. Namun ia mengaku, tidak terlibat dalam aksi tersebut. Dirinya tak membantah jika pihak keluarga merasa kecewa dengan pencopotan dirinya dari jabatan kepala sekolah.
Pasalnya, sebagian bahan bangunan untuk membangun sekolah tersebut dibeli menggunakan uang pribadinya.
“ saya tahu sekolah disegel pada hari Sabtu. Saya sudah coba omong dengan pihak keluarga tapi mereka masih belum mau buka,” jelasnya.
Pihak keluarga menuntut agar pihak Dinas pendidikan turun dan berdialog dengan keluarga sebelum ruang kelas tersebut kembali dibuka.
“ mereka mau mendengarkan penjelasan langsung dari pihak dinas pendidikan baru mau buka segel itu. Saya masih terus mencoba komunikasi dengan pihak keluarga agar segel itu bisa segera dibuka,” urainya. (DK)
Editor : Erik Sanu