Ket Foto : Ketua ARAKSI TTS, Doni Tanoen
Laporan Reporter SUARA TTS.COM,Erik Sanu
SUARA TTS.COM | SOE – Aliansi Rakyat Anti Korupsi (ARAKSI) TTS minta Bawaslu RI memberikan atensi khusus terhadap Bawaslu TTS terkait pelaksanaan seleksi calon Panwaslu Kecamatan yang diduga tidak transparan.Demikian dikatakan Ketua ARAKSI TTS, Doni Tanoen kepada media ini Kamis 20 Oktober 2022.
“Setelah membaca berita tentang seleksi Panwascam,kita sangat sayangkan proses seleksi yang tidak transparan”,ujar Doni.
Menurutnya bagaimana mau jadi pengawas atau wasit pada pesta demokrasi tahun 2024 yang baik jika proses internal saja sudah tidak ada kejujuran dan keterbukaan. Dikatakan yang namanya tes CAT berarti ketika seseorang mengikuti ujian orang di luar sudah tau skor nilainya berapa bukan panitia yang tau sendiri.
” ini ada apa ? dimana – mana ketua Bawaslu TTS selalu bicara tentang disiplin, jujur dan tertib. ini kuat dugaan ada permainan dan sebagai lembaga independen walaupun tidak ada MOU dengan Bawaslu TTS namun ini perlu diperbaiki.saya minta Bawaslu Provinsi dan Bawaslu RI memberikan atensi khusus Bawaslu TTS”tegas Doni.
Lebih lanjut ujar Doni, jikalau cara cara seperti ini dibiarkan berlanjut maka ketika pesta demokrasi ( Pemilu ) berlangsung bisa terjadi konflik kepentingan dan bisa berakibat konflik sosial yang dapat mengganggu kestabilan politik.
Karna itu ia berharap ketua Bawaslu TTS segera tampil untuk jelaskan ke publik dan jangan memilih diam lalu biarkan tahapan berjalan terus yang nantinya bisa jadi masalah besar di kemudian hari.
“Sebelum tampil sebagai wasit di Pemilu,Bawaslu harus taat aturan dan beproses sesuai aturan yang berlaku karena ini seleksi Bawaslu untuk menjadi pengawas bukan tim sukses”,tandasnya.
Doni lantas mengatakan Araksi mendukung para peserta yang merasa dirugikan untuk segera bersurat ke Bawaslu Provinsi NTT dan Bawaslu RI agar Bawaslu TTS bisa segera di evakuasi.
Diberitakan sebelumnya, Sejumlah peserta seleksi calon anggota Panwascam tahun 2022 di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengeluhkan tidak adanya transparansi dalam pelaksanaan hingga pengumuman hasil seleksi.
Hal ini diungkapkan salah satu peserta seleksi dari Kecamatan Amanuban Barat,Mercy Liu.
Kepada SUARA TTS.COM,Rabu 19 Oktober 2022, Mercy menjelaskan tidak puas dan merasa perlu menduga ada permainan. Pasalnya ia mendapat nilai 59 dan yakin lolos ke tahapan selanjutnya. Selain itu pengumuman tidak menyertakan nilai dan perengkingan.
“Saya yakin permainan ada di server”,ujar mantan ketua panwaslu kecamatan Amanuban Barat pada pemilu 2019 lalu.
Dirinya merasa heran ada dugaan peserta yang punya nilai rendah tapi berubah dan lolos.
“Seharusnya transparan biar jangan ada dusta di antara kita karna permainan bisa saja terjadi karna yang mengetahui nilai akhir adalah kita sendiri dan juga server. Siapa tau ada unsur suka dan tidak suka maka nilai yang rendah bisa dikatrol sedangkan yang memang tidak disukai ditendang”, ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Semy Adoe. Peserta dari kecamatan kota Soe ini mengaku siap menerima apapun hasilnya namun demikian perlu adanya keterbukaan sehingga peserta merasa puas.
Ia mengatakan seharusnya pengumuman hasil tes tertulis dilakukan dengan menyertakan nilai para peserta yang dinyatakan lolos ke tahap selanjutnya.
Usai mengeluhkan tidak transparannya Bawaslu Kabupaten TTS dalam melaksanakan tes tertulis calon Panwaslu kecamatan,kini keduanya mengatakan akan segera menyurati Bawaslu RI.
Sementara itu ketua Bawaslu TTS, Melky Fay,S.Sos kepada media via WhatsApp mengantakan pihaknya sudah melaksanakan seleksi sesuai juknis dari Bawaslu RI.
“Mohon maaf kaka kami sementara wawancara peserta mulai hari ini sampai tgl 23 . Kalau jelaskan secara WA waktu saya tidak cukup tapi intinya kami sudah lakukan sesuai mekanisme dan Juknis dari Bawaslu RI” demikian pesan WhatsApp yang diterima.(Sys).