Ket Foto : Nampak suasana pembukaan pelatihan konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) di Hotel Timor Megah Soe
Laporan Reporter SUARA TTS.COM,Erik Sanu.
SUARA TTS.COM | SOE – Yayasan Plan International Indonesia Program Implementasi Area Timor menggelar pelatihan konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), Kamis 15 Desember 2022, bertempat di Aula Hotel Timor Megah Soe.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan TTS,dr Karolina R.A Tahun dan dijadwalkan dilakukan Selasa – Kamis, 14-16 Desember 2022.
Adapun peserta yang mengikuti kegiatan berjumlah 33 orang dari 14 posyandu di desa Fatukopa, Kiki,Ello,Tesi Ayofanu dan Kokoi.
Para peserta diberi pelatihan oleh dua fasilitator dari Dinkes yaitu Jusuf Antonius Amnifu,S.Gz dan Annio Derika Banunaek.
PIA Manajer Yayasan Plan International Indonesia Program Implementasi Area Timor, Muhamad Thamrin mengatakan masalah gizi yang menjadi perhatian utama dunia saat ini adalah anak balita pendek (stunting). Anak balita stunting tidak disebabkan oleh keturunan tetapi umumnya oleh kekurangan gizi dan atau mengalami sakit dalam waktu yang relatif lama, terutama pada usia seribu hari pertama kehidupan.
Secara umum stunting terutama pada seribu hari pertama kehidupan dapat menyebabkan daya tahan tubuh rendah, kecerdasan rendah, dan produktivitas rendah ketika dewasa.
Oleh karena itu,untuk mengatasi stunting perlu dilakukan perbaikan gizi sejak janin dalam kandungan, pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, dan pemberian MP-ASI yang tepat mulai usia 6 bulan.
Kegiatan ini ujar Thamrin, bertujuan untuk membekali para kader posyandu dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi motivator dalam mendukung ibu, ayah dan pengasuh dalam meningkatkan praktik pemberian makan kepada bayi dan anak mereka secara optimal agar mampu mengatasi secara mandiri dalam menangani masalahnya dan menjadi motivator bagi orang tua balita.Ket foto : Nampak para peserta saat pose bersama.
Lebih lanjut dikatakan upaya peningkatan status gizi masyarakat tidak hanya cukup dengan meningkatkan peluasan jangkauan pelayanan saja, tetapi perlu dibarengi dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya para kader sebagai ujung tombak pelayanan.
“Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kader dalam membantu penanggulangan masalah gizi melalui pelatihan konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), agar mampu mengatasi secara mandiri dalam menangani masalahnya dan menjadi motivator bagi orang tua balita”,ujar Thamrin.
Diharapkan peserta mampu menjelaskan dengan dan mempraktikkan pentingnya praktik PMBA,penggunaan keterampilan konseling yang tepat (Mendengar dan Mempelajari, Membangun Kepercayaan Diri dan Memberikan Dukungan) dan menggunakan seperangkat kartu konseling PMBA.
“Tiga langkah Konseling PMBA (menilai, menganalisa dan bertindak)Pemberian makanan yang direkomendasikan selama dua tahun pertama kehidupan; mendemonstrasikan penggunaan materi teknis dan poin- poin diskusi konseling yang relevan. Cara menyusui Cara mengidentifikasi tanda-tanda / gejala yang memerlukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan”, jelasnya.(Sys).