Ket Foto. Nampak tumpukan semen yang sudah membatu di rumah salah seorang warga.
Laporan Reporter SUARA TTS.COM,Erik Sanu.
SUARA TTS.COM | SOE- Dua item pekerjaan di desa Lakat, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang bersumber dari dana desa tahun 2021 yang lalu tidak diselesaikan.
Mirisnya, material seperti semen yang tersimpan di rumah Sekretaris BPD tidak digunakan sehingga membatu, ada juga beberapa sak semen membatu dalam semak semak.
Dua item pekerjaan yang tidak selesai dikerjakan yaitu saluran sepanjang 80 Meter yang terletak di RT 25, RW 12, Dusun C sedangkan pekerjaan rabat menyisakan 20 Meter di RT 23,RW 11.
Sekretaris BPD Tobias Isu kepada SUARA TTS.COM, Sabtu 28 Mei 2022 menjelaskan sejak awal pekerjaan, ada 200 sak semen yang ada di rumahnya. Pekerjaan saluran dikerjakan oleh masyarakat namun setelah material pasir habis maka pekerjaan tidak dilanjutkan.
Dirinya sudah berulang kali meminta kepala desa untuk menurunkan material dan disuruh menunggu hingga saat ini tidak ada akibatnya sisa semen yang berjumlah 34 sak membatu.
” Saluran 200 meter dan kami sudah kerja sisa 80 meter yang belum dikerjakan karna pasir habis. Kami sudah minta TPK dan Kepala desa tapi bilang nanti sampai sekarang”,ujar Thobias.
Meski menyisakan pekerjaan, pembayaran HOK sudah lunas terbayar untuk total 200 meter.
Ket Foto, Nampak sisa pekerjaan rabat yang belum selesai
Kepala tukang untuk pekerjaan rabat, Hendrik Faot mengatakan hal yang sama. Menurutnya panjang rabat yaitu 200 meter dan sudah dikerjakan sedangkan sisa belum selesai dikerjakan 20 Meter.
Keluhan yang sama yaitu kurangnya material pasir. Sementara ada 13 sak semen yang membatu.
” Kita punya kurang pasir. Sudah sampaikan ke bapak desa tapi bilang nanti “,ujar Hendrik.
Sementara itu Ketua TPK desa Lakat, Didjon Nesimnasi dikonfirmasi via telpon membenarkan jika ada pekerjaan yang belum selesai.
Sebagai Ketua TPK dirinya sudah menyampaikan hal tersebut kepada kepala desa dan juga kontraktor.
Dijelaskan, pekerjaan rabat dan jalan merupakan satu paket dengan total anggaran Rp 244.495.000 yang dikerjakan oleh CV Gamelsia.
“Saya sudah telpon dengan kontraktor dan dia bilang harus tambah uang lagi baru bisa kerja lanjut. Saya tidak tau kontraktor omong bagaimana dengan bapak kepala desa”,ujarnya.
Didjon bahkan mengatakan dirinya hanya pengelola sedangkan keputusan sepenuhnya ada pada kepala desa.