BeritaOpini

Mendidik Anak Muda TTS

4
×

Mendidik Anak Muda TTS

Sebarkan artikel ini

Oleh: Honing Alvianto Bana

SUARA TTS.COM | SOE- Mendidik anak muda bukan dengan memaksakannnya mengikuti kemauan orang tua. Mendidik anak muda adalah dengan melihat potensi yang ada pada dirinya lalu mendukungnya. Mendidik anak muda juga bukan dengan membanding-bandingkannya dengan anak tetangga. juga bukan dengan menghakimi masa depannya hanya karna gaya rambutnya yang berbeda. Kita sudah punya sekian banyak bukti bahwa anak-anak muda yang dulunya di anggap nakal dan tidak punya masa depan, justru akhirnya lebih sukses.

Banyak orang beranggapan bahwa anak muda yang penurut maka masa depannya akan selalu baik. Padahal masa depan anak yang penurut tak selamanya akan selalu baik. Masa depan seseorang itu misteri. Kita tidak bisa menilai seseorang dari kesalahan-kesalahan yang dia buat hari ini. Kita juga tidak punya hak untuk menghakimi masa depan mereka.

Kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh anak muda sebetulnya adalah sebuah proses. Proses belajar dari kesalahan menuju kebaikan. Proses dari kesalahan yang satu menuju kesalahan yang lain inilah yang membuat kesadarannya semakin bertumbuh. Tentunya bertumbuh kearah yang lebih baik. Itulah kenapa orang bijak selalu mengatakan bahwa sebelum seseorang menemukan jalan yang benar, sering kali dia harus tersesat terlebih dahulu.

Nah, pertanyaan adalah pentingkah nasehat orang tua bagi anak muda? tentunya penting. Nasehat orang tua adalah rambu-rambu yang perlu diingatkan terus menerus. Tapi orang tua juga harus menyadari bahwa nasehat yang berlebihan sering kali membuat anak-anak muda bosan. anak-anak muda bukan lagi “anak-anak” yg perlu dituntun, diperintah, dinasehati dan dibimbing secara terus menerus. Cara mendidik dengan cara seperti itulah yang sering kali membuat anak muda merasa tak percaya diri.

Mereka sering kali hanya diminta untuk mendengar tanpa boleh menyampaikan pendapat. Coba bayangkan, ada sekian anak muda yang tidak dekat atau menjaga jarak dgn orang tua mereka di rumah. Itu bukan karna mereka tidak sayang atau tidak peduli dengan orang tua. Mereka sebetulnya bosan karna tidak pernah dikasih kesempatan untuk berbicara, tidak pernah dikasih kesempatan untuk menyampaikan pendapat. Mereka tidak pernah di kasih kesempatan untuk bercerita tentang suatu masalah yan mereka alami.

Karna tidak pernah di kasih kesempatan untuk berbicara inilah yang membuat sebagian anak muda memilih untuk bergabung dengan komunitas anak-anak muda yang sering kali duduk di cabang atau gang. Alasannya karna dalam komunitas seperti itu mereka lebih diterima, lebih didengar, lebih dikasih kesempatan untuk berbicara dan menyampaikan pendapat.

Selanjutnya, ada sebagian orang tua juga yang menganggap anak-anak muda kita adalah anak-anak muda yang tidak kreatif, tidak bisa diandalkan dan tidak punya mental saat berbicara di depan orang bnyak. Sebetulnya anak-anak muda yang seperti itu adalah anak-anak muda hasil cerminan dari didikan orang tua yang kaku dan keras.

Coba lihat anak-anak muda yang dididik dalam keluarga yang demokratis, yang dikasih kesempatan oleh orang tua mereka untuk berbicara atau menyampaikan pendapat. Mereka seringkali lebih kreatif, lebih mandiri dan lebih percaya diri dibandingkan dengan keluarga yang mendidik anaknya dengan otoriter atau keras.

Sudah saatnya orang tua mendidik anak-anak muda dengan memberikan lebih bnyak porsi untuk mendengar, dan memberikan kesempatan kepada anak muda untuk berbicara atau berekspresi. Hanya dengan cara-cara seperti itu kita bisa berharap bahwa anak-anak muda TTS kedepan adalah anak-anak muda yang mandiri, punya pandangan yang berbeda, unik, siap bersaing dan juga optimis dlm memandang masa depan. Salam.

Honing Alvianto Bana. Lahir di Soe – NTT. Saat ini sedang aktif di Komunitas Paloli TTS. Ia suka menulis cerpen, puisi, dan opini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *