Ket Foto. Nampak kegiatan sosialisasi persetujuan awal tanpa paksaan rencana kegiatan Land4Lives.
Laporan Reporter SUARA TTS.COM,Erik Sanu
SUARA TTS.COM | SOE – World Agroforestry (ICRAF) menggelar kegiatan sosialisasi persetujuan awal tanpa paksaan rencana kegiatan Land4Lives, Selasa 9 Agustus 2022 bertempat di Aula Kantor Camat Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
World Agroforestry (ICRAF) merupakan salah satu dari 15 pusat penelitian internasional yang bergerak di bidang pertanian dan ketahanan pangan (Consortium Group of International Agricultural Research-CGIAR).
Perwakilan ICRAF, Aulia Perdana saat diwawancarai mengatakan melalui kegiatan sosialisasi kesepakatan awal, pihaknya meminta para kepala desa dan perwakilan menanggapi kegiatan yang disampaikan.
“Kita bahas poin poin berisi kesediaan menerima proyek agar kades memilih paket yang sudah disampaikan “,ujar pria yang juga Peneliti pasar dan rantai nilai ini.
Dikatakan ada 3 bagian paket kerja yakni tentang pembiayaan, inovatif, dan pertanian cerdas iklim dan ketahanan pangan dan gisi.
Adapun tujuan kegiatan adalah untuk memperkuat kapasitas komunitas rentan, termasuk di dalamnya perempuan dan anak-anak perempuan, untuk dapat melakukan upaya mitigasi, meningkatkan ketahanan, sekaligus beradaptasi dengan dampak buruk dari perubahan iklim, melalui partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan lingkungan dan komunitas.
Sasarannya adalah masyarakat desa terutama kaum perempuan di 12 desa di Kabupaten TTS yang antara lain Desa Nunbena, Taneotob (Kecamatan Nunbena), Desa Bijaepunu, Tomanat, Lelobatan (Kecamatan Mollo Utara), Desa Kualeu (Mollo Tengah), Desa Oepliki, Oeekam (Kecamatan Nobeba), Desa Bone (Kecamatan Amanuban Tengah), Desa Hoi, Neke (Kecamatan Oenino) dan Desa Fallas (Kecamatan Kie).
Kegiatan yang difasilitasi oleh Bapeda TTS ini merupakan kerja sama antar ICRAF dan pemerintah Kanada sebagai penyandang dana. Selain itu juga ada mitra lain yaitu CIFOR ,Bappenas.
Usai kegiatan sosialiasi selanjutnya dilakukan dua bulan kedepan akn dilakukan survei rumah tangga dan kemudian sampai pada tahapan implementasi.
“Survei dilakukan untuk mengetahui kondisi wilayah dan komoditas yang cocok pada desa sasaran”,ujar Aulia
Sementara itu Provinsial Koordinator ICRAF TTS,Yeni Fredik Nomeni menambahkan 12 desa yang tersebar di tujuh kecamatan di TTS dipilih berdasarkan beberapa kriteria dinilai yaitu kriteria Ekosistem yang mana indikator kerusakan,lingkungan, Daerah Aliran Sungai (DAS) dan degradasi lahan.
Selain itu juga ada indikator kemajuan desa misalnya desa tertinggal, berkembang dan desa maju jadi pertimbangan
Namun yang terpenting adalah desa desa yang berada di DAS Beneain dan DAS Noelmina.
“Kita fokus DAS karna itu kesepakatan bersama pemerintah Kanada, setelah itu konsultasi ke pihak terkait di Kabupaten dalam lokakarya sehingga ditetapkan 12 desa. Ini dipilih secara partisipatif”,ujar Yeni.
Dirinya berharap dengan adanya kegiatan ini masyarakat lebih memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap perubahan iklim.(ES)
Respon (1)