Kupangonline.com,KUPANG– Kebaktian Ibadah penyegaran iman HUT reformasi Ke-507 HUT GMIT Ke-77 dan penutupan bulan keluarga tahunn2024 dan hadir dari semua lingkungan dari lingkungan 1 sampai dengan lingkungan 9 juga kaum bapa.permpuan GMIT, pemuda lingkungan dan anak- anak par.
PDT. Delviana Poyk Snae, S.TH.M.PDK Dalam Kebaktian Ibadah Penyegaran Iman HUT Reformasi Ke-507 HUT GMIT Ke-77 dan Penutupan Bulan Keluarga Tahun 2024,Kamis malam (31/10/24) dihalaman belakang Gereja Koinonia Kupang, Ia mengatakan dalam hotbahnya bahwa gereja ada didunia dari tahun 33 masehi itu berarti gereja sudah hampir 200 tahun itu 1999 tahun, kenapa gereja ada ditahun 33 masehi dalam tradisi yahudi seorang nabi itu boleh punya murid-muridnya dan ketika ia berumur 33 tahun maka dipercaya Yesus memanggil murid-muridnya dan bekerja sebagai seorang rabi berumur 30 tahun.
Tiga tahun Yesus merayakan paskah itu berarti ia meninggal itu di umur 33 tahun, jadi Yesus mati 33 tahun dan masih mudah dan ketika dia mati dan bangkit 50 hari sesudah kebangkitan itu peristiwa pentakosta dan 3000 orang lebih dibaptis dan itulah momentum berdirinya gereja,” katanya.
Delviana, Gereja bukan belum ada gereja ribuan tahun kekristenan itu sudah ada kurang lebih 2000 tahun, sesungguhnya 31 oktober itu ada empat hal penting dirayakan oleh gereja khususnya GMIT yang pertama adalah HUT Reformasi yang terjadi pada tahun 1517 atau 507 tahun yang lalu.
Reformasi yang digerakan oleh Marthin Luter itu sangat kuat ketika ia menempelkan 95 dalil, dipintu gereja semua orang kudus dan saya ingatkan kembali ini pelajaran katekasasih, dari 95 dalil ada dua dalil saya hanya sebut dua saya tidak menjelaskan semua diantara 95 itu dari yang pertama Marthin Luter bilang bahwa pertobatan itu tidak berarti apa-apa jadi orang yang bertobat dalam hatinya, menurut Marthin Luter tidak ada arti apa-apa,” ungkapnya.
” Dalam pertobatan lahirea haruslah menjadi penting dan menjadi perhatian kesemua orang yang percaya kepada kristus pertobatan lahirea itu membawa orang pada hidup berdisiplin.
Dalam kegiatan kebaktian ibadah syukur padang ini adalah suatu nasihat untuk hidup dalam kasih
hendaklah kasih itu jangan pura-pura , jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat,” pinta Delviana.
” Karena firman ibadah malam ini terambil dari 9-18 mengatakan bahwa, janganlah hendaknya kerajinan mu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan dan bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekun lah dalam doa.
Dengan diberkati lah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis,” ucapnya.
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana, karena dalam ibadah syukur ini adalah suatu kedisiplinan dalam hidup mengasihi satu sama yang lain.
Janganlah menganggap dirimu pandai janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, lakukanlah apa yang baik bagi semua orang, sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang Pertikaian atau selaras dalam hidup manusia,” tutup Delviana.( Tim )