Ket Foto: Nampak anggota Satpol PP Pemprov NTT tengah menarik kabel yang diikat ke bangunan rumah warga Besipae
Laporan Reporter SUARA TTS. COM, Dion Kota.
SUARA TTS. COM | SOE – Kondisi Besipae kembali bergejolak. Konflik masyarakat dan Pemprov NTT kembali memanas. Kamis 20 Oktober 2022, Pemprov NTT melakukan penertiban dengan membongkar atau meruntuhkan rumah warga Besipae.
Untuk diketahui, rumah warga yang dibongkar tersebut, merupakan rumah bantuan Pemprov NTT yang dikerjakan pada tahun 2020 lalu.
Pada Tahun 2020, Pemprov NTT membangun rumah layak huni ( berdinding bebak) untuk 14 KK yang selama ini mendiami kawasan Besipae.
Proses pembongkaran rumah warga dilakukan oleh anggota Satpol Propinsi NTT dan pegawai Aset Pemprov NTT. Nampak anggota kepolisian Polres TTS dan Brimob Polda NTT melakukan pengaman di lokasi.
Ket foto : Nampak bangunan rumah warga Besipae telah nyaris rata dengan tanah usai diterbitkan Pemprov NTT.
Kepala Badan Pendapatan dan Aset daerah NTT Alex Lumba langsung memimpin proses pembongkaran rumah warga tersebut.
Dengan menggunakan sensor, linggis dan kabel, satu persatu rumah warga Besipae dirubuhkan hingga nyaris rata dengan tanah. Sebelum dirubuhkan, anggota Satpol PP terlebih dahulu mengeluarkan satu persatu perabotan milik warga.
Sempat terjadi ketegangan ketika ada barang milik warga yang tertindi bangunan rumah yang rubuh.
Warga Besipae langsung berteriak sambil berlari ke arah anggota Satpol PP ketika ada barang warga yang tertindi bangunan rumah yang dirubuhkan.
Pantauan SUARA TTS. COM, warga nampak tidak melakukan perlawanan ketika rumahnya dirubuhkan satu persatu. Warga menyebut Pemprov NTT tak punya hati karena menghancurkan rumah mereka.
Kendati rumahnya telah dihancurkan, warga Besipae mengaku tidak akan keluar dari kawasan Besipae. Mereka siap tinggal di bawah pohon untuk mempertahankan tanahnya.
“ Silakan pak mereka hancurkan rumah kami. Tapi pak mereka tidak bisa cungkil dan bawa tanah kami. Kami akan tetap di sini. Kami tidak masalah biar harus tinggal di bawah pohon,” ungkap Niko Manao.
Ester Selan, salah satu warga Besipae lainnya menegaskan aksi penggusuran yang dilakukan Pemprov NTT tidak akan menyelesaikan persoalan Besipae. Warga Besipae tidak akan keluar dari Besipae. Warga Besipae justru merasa lucu dengan Pemprov NTT. Dimana Pemprov yang membangun rumah sendiri, lalu Pemprov juga meruntuhkannya sendiri.
“ Saya rasa lucu dengan Pemprov NTT ini, mereka bangun rumah kasih kami habis, sekarang mereka datang kasih rubuh sendiri. Kami tidak rasa rugi, silakan rubuhkan rumah ini, kami tinggal di bawah pohon tidak ada masalah,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan dan Aset daerah NTT Alex Lumba belum berhasil diwawancarai. Saat hendak diwawancarai, Alex yang dikawal Anggota Brimo belum mau diwawancara dengan alasan masih melakukan pengawasan. Dirinya baru mau melakukan wawancara usai proses pengusuran selesai.
“ nanti ya, tunggu proses ini habis dulu baru saya kasih keterangan satu kali. Ini jam kerja kan sampai jam 4,” ujar Alex sambil melihat ke arah jam tangannya.
Proses pembongkaran rumah warga sempat terhenti setelah hujan deras mengguyur wilayah Besipae sekitar pukul 16.00 WITA. (DK)
Editor : Erik Sanu
Hae