[ad_1]
Jakarta (BERITA CALEG) –
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa selawat merupakan cara untuk menjaga kebersamaan di tengah perbedaan politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Muzani berharap masyarakat bisa tetap guyub, meski berbeda pilihan menjelang tahun politik ini. Menurutnya, perbedaan pilihan politik adalah hal yang biasa dalam demokrasi.
“Maka itu menjelang tahun politik, meski kita berbeda pilihan kita harus tetap jaga kebaikan, jaga persatuan. Jika tetangga kita ada berbuat kurang baik maka kita harus tetap berbuat baik. Selawat adalah cara kita untuk menjaga kebersamaan, semua merasa masa depan kita akan lebih baik dengan kita menjaga selawat kita,” kata Muzani dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat.
Hal itu disampaikan Muzani saat menghadiri Gerakan Muslim Indonesia Raya (GEMIRA) Jawa Tengah Berselawat, di Alun-Alun Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis (16/11). Kegiatan itu sekaligus melantik Pengurus GEMIRA Jawa Tengah.
GEMIRA merupakan sayap Partai Gerindra yang Ketua Umumnya diemban oleh Gus Irfan Yusuf Hasyim, cucu pendiri Nahdlatul Ulama K.H. Hasyim Asyari. Sementara itu, Sekjen GEMIRA dijabat oleh Sudarto.
“Insya Allah selawat akan memberikan kebaikan, kemudahan, dan keikhlasan kepada kita semua untuk selalu beribadah, berdoa untuk kebaikan diri kita terutama kebaikan untuk rakyat, bangsa, dan negara Indonesia,” ujar Muzani.
Selain itu, Sekjen Partai Gerindra turut meminta kepada masyarakat Demak yang hadir untuk terus berselawat sebagai rasa syukur kepada Tuhan, termasuk mendoakan rakyat Palestina yang saat ini masih dalam ketakutan akibat agresi Israel.
“Ini adalah sebuah kesungguhan bangsa Indonesia dan umat Islam serta pemerintah Indonesia untuk ikut menjaga ketertiban dunia. Kita bersyukur masyarakat kita hari ini bersatu menjaga ukhuwah islamiyah. Tidak mungkin kita berkumpul berselawat apabila tidak ada persatuan dan kerukunan di antara kita,” ucap Muzani.
Ia mengingatkan bahwa Palestina termasuk negara yang paling awal mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, ia mengajak masyarakat mengirim doa.
“Ketika Indonesia merdeka 1945, lalu satu tahun kemudian 1946, Palestina adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka adalah saudara-saudara kita yang saat ini sedang kesulitan. Saat ini saudara-saudara kita di Palestina membutuhkan bantuan kita. Kita panjatkan doa sambil berselawat untuk keselamatan saudara kita di Palestina,” imbuhnya.
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © BERITA CALEG 2023
[ad_2]