Berita

Jaring Aspirasi, Ketua DPRD NTT Siap Gotong Royong Kerja Jalan Rabat di TTS

2
×

Jaring Aspirasi, Ketua DPRD NTT Siap Gotong Royong Kerja Jalan Rabat di TTS

Sebarkan artikel ini

 

Laporan Reporter SUARA TTS.COM, Erik Sanu

SUARA TTS.COM | SOE – Masyarakat dua desa di wilayah Mollo yakni Desa Tutem Kecamatan Tobu dan Desa Pika Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten TTS sangat membutuhkan infrastruktur jalan dan jembatan.

Hal ini diketahui saat Ketua DPRD NTT, Ir Emelia Nomleni menjaring aspirasi di dua tersebut Kamis (8/12/2022).
Mendengar aspirasi itu,mantan calon Gubernur NTT ini langsung berkoordinasi dengan ketua DPC PDI Perjuangan TTS, Mordikai Liu yang saat itu ikut mendampinginya.

Koordinasi kemudian dilanjutkan bersama para kepala desa dan masyarakat, guna menentukan beberapa titik jalan yang memang sulit dilintasi kendaraan untuk dikerjakan secara gotong royong.

Setelah koordinasi, akhirnya disepakati titik jalan yang akan dikerjakan secara gotong royong dengan cara mengecor badan jalan, agar roda kendaraan dapat melintas dengan baik.

Ketua DPRD NTT, Ir Emilia Nomleni pada kesempatan itu mengatakan semua pengeluhan masyarakat didapati adalah persoalan infrakstruktur jalan.
” Infrastruktur banyak dikeluhkan. Tentu persoalan yang begini tidak bisa menjawab menggunakan uang pemerintah, karena uang pemerintah sangat terbatas bahkan kurang, sehingga persoalan yang bisa kita tangani secara swadaya, kita berkoordinasi untuk tangani secara gotong royong,” papar Emelia saat reses di Desa Tutem dan Desa Pika.

Ia menuturkan, kondisi infrastruktur yang dikeluhkan mayoritas masyarakat TTS, tentu tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Di lain sisi, persoalan infrastruktur berdampak terhadap persoalan sosial kemasyarakatan seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat.

Oleh sebab itu, persoalan-persoalan infrastruktur membutuhkan peran banyak pihak, untuk bergotong royong membantu masyarakat, sekaligus membantu pemerintah untuk mengurai persoalan yang terjadi.

“Kalau hanya harap anggaran dari pemerintah tentu akan sulit. Jadi perlu peran banyak pihak, untuk kita bergotong royong mengurai persoalan ini,” katanya.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kab TTS, Mordikai Liu mengatakan persoalan infrastruktur yang terjadi di wilayah TTS perlu peran seluruh stakeholder termasuk partai politik.

Karna itu PDI Perjuangan akan berkoordinasi untuk bekerja bhakti bersama masyarakat membangun jalan rabat di beberapa titik yaitu ruas jalan Bola Palelo – Noenoni tepatnya di hutan Sasikelo Desa Kualeu, Kecamatan Mollo Tengah.

Titik jalan ini menjadi keluhan masyarakat Desa Pika, Noenoni dan Pene Utara, karena jalan itu yang menghubungkan masyarakat di tiga desa ke pusat ekonomi yakni pasar Kapan. Titik jalan tersebut, saat ini sulit dilintasi, sehingga ketika musim hujan, masyarakat di tiga desa itu tidak bisa membawa hasil pertaniannya ke pasar.

“kami akan berkoordinasi dengan 4 kepala desa di sana agar nantinya bisa kerja gotong royong bangun itu jalan dengan cara rabat. Karena jalan itu adalah jalan kabupaten sehingga ibu ketua DPRD NTT, tidak bisa perjuangkan di pemerintah Provinsi NTT. Tapi syukur, karena ibu Ketua respon untuk membantu dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar bisa dikerjakan dengan cara rabat sehingga kendaraan bisa lewat,” papar Mordikai.

Persoalan lain seperti peningkatan ekonomi masyarakat, pihaknya akan berkoordinasi dengan fraksi PDI Perjuangan Kab TTS, untuk memperjuangkannya di tingkat Kabupaten. Sementara usulan yang merupakan kewenangan pemerintah Provinsi NTT, akan diusulkan ke Provinsi dengan cara mengkoordinasikannya dengan ketua DPRD NTT, yang mendengar dan melihat langsung di masyarakat melalui kegiatan reses.

Kepala desa Pika, Orny Takaeb mengungkapkan potensi di desa Pika cukup banyak, namun tidak bisa dimaksimalkan karena kondisi infrastruktur yang tidak mendukung.

Karna itu dirinya berharap persoalan-persoalan dasar yang dialami masyarakat desa Pika perlu menjadi perhatian serius, baik itu pemerintah tingkat Kabupaten, Provinsi maupun pemerintah pusat.

“Potensi kami seperti peternakan, pertanian dan perikanan cukup banyak, hanya kami mau kembangkan abis itu mau jual oto (mobil, red) tidak bisa masuk angkut. Jadi terpaksa kami kembangkan secukupnya saja, sehingga bisa terjual semua,” tandas Orny.(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *