Ket Foto: Ilustrasi
Laporan Reporter SUARA.COM,Erik Sanu.
SUARA TTS.COM | SOE – AS, Kepala Seksi Pemerintahan (Kasie Pem) desa To’i, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) meremas burung suaminya, JT hingga pingsan.
Mantan PLT desa To’i tersebut sebelum meremas burung sang suami, ia sempat memukuli suaminya hingga pingsan. Setelah sadar dia kembali memarahi lalu meremas burung suaminya hingga pingsan untuk ke dua kalinya. Setelah suami pingsan lagi, ia kemudian pergi meninggalkannya begitu saja.
Yance Tafuli,salah satu saksi mata saat diwawancarai kepada SUARA TTS.COM mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Senin 5 September 2022 sekitar pukul 20.00 WITA.
Awalnya ia mendengar ada teriakan minta tolong,ia pun berlari menuju rumah AS.
“disini hanya dua rumah jadi saat dengar dia punya suami teriak minta tolong saya pergi untuk lihat”, ujar Yance.
Saat sampai di rumah, ia melihat AS sedang memegang “burung” suaminya yang sementara telanjang. Karna malu Yance pun kembali ke rumahnya dan menyampaikan kepada suaminya terkait perkelahian tersebut sehingga mereka lalu melaporkan ke RT.
Ada beberapa orang warga pun kemudian datang dan saling membantu untuk membawa korban ke rumah mertua.
Menurut Yance, AS bersama suami setiap saat berkelahi namun ia tidak tau persis alasan mereka sering ribut.
“Saya tetangga paling dekat dan biasanya mereka ribut malam hari mulai jam 8 sampai jam 9. Kalau berkelahi pasti ribut dan kita sangat terganggu”,jelas Yance. Sampai sekarang menurutnya, korban belum sehat dan berjalan sempoyongan.
Beberapa warga yang ada bersama Yance Tafuli saat wawancara juga mengungkapkan hal yang sama.
Mereka sangat menyayangkan perilaku AS yang merupakan perangkat desa di desa To’i. Seharusnya ujar mereka, ia harus menjadi contoh bagi masyarakat,apalagi perbuatan Anselmia sudah bukan rahasia lagi.
Kepala Desa To’i, Jidro Lakapu saat dikonfirmasi mengaku informasi itu ia dengar dan beredar luas, sehingga ia akan mengecek kebenaran informasi tersebut.
” Jika benar kita akan berikan pembinaan bahkan bisa sampai pada pemecatan, tidak boleh biarkan hal seperti itu”,ujarnya.
Lebih lanjut menurut Kepala Desa tiga periode ini, sudah lama informasi tentang keributan antar pasangan suami istri tersebut namun dengan adanya kejadian remas burung hingga pingsan dianggap sudah berlebihan.
“Cekcok dalam rumah tangga itu wajar namun jika berlebihan bisa mengakibatkan hal yang tidak diinginkan sehingga perlu jadi perhatian”, tambah Jidro.(Sys).