Berita
3
×

Sebarkan artikel ini

Orang Ganteng Berjiwa Membangun Respons Orasi Politik Marten Mitar di Malok Paku

Oleh: Sil Joni

Kupangonline.com,”Masyarakat Malok Paku butuh pembangunan, bukan butuh orang ganteng”, pekik Ketua DPRD Manggarai Barat (Mabar), Marten Mitar (MM). Sabda politik ini diutarakan MM saat membawakan orasi politik pada momen ritual ‘Wuat Wa’i’ pasangan calon (paslon) Edi-Weng di Malok Paku, Sabtu (20/7/2024).

Saya tidak tahu persis mengapa MM membuat perbandingan antara ‘pembangunan dan orang ganteng’. Apakah antonim (lawan) dari pembangunan adalah ‘orang ganteng’? Tentu, hanya MM yang tahu pasti jawabannya.

Urusan ‘kemasukakalan perbandingan versi MM’ itu, kita tangguhkan. Saya cenderung mengajukan perbandingan lain, yaitu figur gateng politik dan ganteng biologis. Hemat saya, jika dua model ini disodorkan ke publik, maka pertanyaan untuk direnungkan adalah apakah publik Malok Paku butuh calon pemimpin yang ‘ganteng secara politik’ atau figur yang mengumbar sisi kegantengan fisik saja?

Rasanya untuk meraih dukungan signifikan dari publik-konstituen, ‘kegantengan politik’ menjadi salah satu elemen kunci. Kemungkinan preferensi pemilih akah jatuh ke kader yang ‘ganteng secara politik’. Apa arti wajah (biologis) yang ganteng, jika bermuka buruk secara politik. Kegantengan semacam itu tidak punya dampak publik. Unsur ganteng fisik, mungkin hanya penting dan berlaku untuk mengejar ‘dewi asmara’.

Lalu, seperti apa sosok yang ‘ganteng secara politik’ itu? Hemat saya, figur itu mesti punya stok pengetahuan yang luas dan dalam tentang pelbagai persoalan mendasar di tengah masyarakat dan juga mengenal dengan baik aneka potensi sumber daya untuk dikembangkan dalam mengatasi problem politik yang mendera warga itu. Dia harus temukan dan rumuskan dengan baik semua persoalan sehingga solusi yang ditawarkan tepat sasar (efektif).

Pada musim kontestasi Pilkada seperti sekarang ini, sosok seperti itu lebih mengedepankan ‘politik gagasan’, ketimbang politik tubuh. Kegantengan biologis, hemat saya, merupakan ‘produk politik’ yang paling murah dan picisan. Keterpikatan publik pada ‘kandidat pemimpin’, sebetulnya bukan karena mukanya ganteng atau muda secara biologis, tetapi terutama ‘jatuh cinta’ pada kontrak politik (ide) yang ditawarkan dalam ‘menata Kabupaten ini’ ke arah yang lebih baik.

Hal lain yang dimiliki oleh ‘kandidat yang ganteng secara politik’ adalah komitmen, dedikasi, dan keterlibatannya dalam pelbagai urusan publik. Figur semacam itu, pasti selalu punya hati dan waktu untuk ‘ada bersama, mendengarkan, memberi harapan dan membangkitkan spirit masyarakat’ yang saban hari ‘dicekik’ oleh pelbagai kemelut politik yang seolah tak kunjung surut. Sisi bela rasa (compassion) atau empati terhadap derita sesama, begitu kuat dalam dirinya. Dirinya merasa ‘tidak nyaman’ dengan kondisi ketidakberesan yang dialami oleh mayoritas warga di Kabupaten ini.

Tidak sampai di situ, calon yang ganteng politik, hemat saya pasti ‘terpanggil’ untuk menawarkan program atau kebijakan yang bersifat konstruktif (membangun). Jiwa membangun begitu dominan dalam dirinya yang tentu saja berangkat dari pembacaan yang cermat atas problematika warga dan analisis yang jitu terhadap potensi yang dimiliki warga. Figur semacam itu ‘hadir’ untuk ‘memberdayakan’ potensi (aset) yang sedang tidur melalui terobosan kebijakan yang kreatif dan inovatif.

Untuk mengetahui apakah kandidat pemimpin itu masuk dalam kualifikasi ‘figur ganteng politik’, kita perlu ‘menggeledah sepak terjangnya dalam dunia politik. Apakah orang itu sudah ditempa dan berproses dengan baik dalam partai politik atau lembaga profesi? Apa jejak prestasi yang berdampak secara publik dari keterlibatannya baik dalam organisasi politik maupun asosiasi profesional? Benarkah dirinya tampil sebagai ‘kader pemimpin’ saat ini yang cemerlang? Seperti apa gagasannya dalam membangun Mabar ini?

Kendati demikian, akan sangat ideal jika dua kualifikasi di atas (ganteng biologis dan ganteng politik) melekat dalam satu tubuh. Itu berarti nilai jual dari figur itu semakin kuat. Dari sekian kandidat yang muncul ke ruang publik saat ini, apakah ada sosok yang ganteng secara biologis dan ganteng secara politik, dalam arti orang ganteng yang berjiwa melayani, berdedikasi, berintegritas, berpengetahuan luas, dan berjiwa membangun?
( Tim )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *